Model konvensional untuk evolusi galaksi memprediksi bahwa galaksi kecil di alam semesta pada masa awal kelak akan menjelma menjadi galaksi masif melalui penggabungan. Kesembilan material pembangun galaksi yang semula dideteksi oleh teleskop Hubble kelihatannya berkontribusi terhadap pembentukan alam semesta seperti yang kita ketahui sekarang. Menurut Nor Pirzkal, dari ESA, galaksi-galaksi tersebut adalah galaksi bermassa paling kecil yang pernah diamati secara langsung di alam semesta pada masa awal.
Pirzkal semula dikejutkan dengan penemuan bahwa galaksi-galaksi terebut diperkirakan memiliki massa yang sangat kecil. Teleskop Antariksa Spitzer lantas digunakan untuk melakukan pengukuran yang lebih presisi terhadap massa galaksi-galaksi tersebut. Spitzer lantas mengkonfirmasikan bahwa galaksi-galaksi yang baru ditemukan itu merupakan sebagian dari komponen terkecil yang membangun alam semesta.
Sejumlah galaksi kecil yang baru ditemukan tampak dalam gambar ini (Gambar: NASA, ESA, N. Pirzkal – European Space Agency/STScI)
“Cahaya biru yang dilihat oleh Hubble menunjukkan keberadaan bintang-bintang muda, sementara ketiadaan sinar inframerah, menunjukkan bahwa galaksi ini adalah betul-betul galaksi muda tanpa adanya generasi bintang yang lebih awal,” jelas Sangeeta Malthora, salah seorang peneliti dari Arizona State University di Tempe.
Galaksi-galaksi itu pertama kali diidentifikasi oleh James Rhoads dari Arizona State University dan Chun Xu dari Shanghai Institute of Technical Physics di Shanghai, China. Tiga diantara galaksi-galaksi tersebut kelihatannya sedikit berbeda — bukannya berbentuk gumpalan yang bundar, namun sedikit melebar di salah satu sisinya (mirip seperti bentuk berudu/kecebong). Ini merupakan pertanda bahwa galaksi-galaksi tersebut mungkin sedang berinteraksi dan bergabung dengan galaksi lain untuk membentuk struktur yang lebih besar dan kohesif.
Galaksi-galaksi tersebut diamati melalui perangkat Hubble Ultra Deep Field (HUDF) bersama dengan Advanced Camera for Surveys (ACS) dan Near Infrared Camera and Multi-Object Spectrometer pada Hubble, dan Infrared Array Camera pada Spitzer. Sementara itu, pengamatan berbasis darat di European Southern Observatory memanfaatkan perangkat Infrared Spectrometer and Array Camera.
Mengamati dan menganalisis galaksi sekecil itu dalam jarak yang sedemikian jauh merupakan batas kemampuan yang dimiliki kebanyakan teleskop terkuat yang dikenal saat ini.
0 Response to "Penemuan 9 galaksi kecil"
Posting Komentar